LAPORAN BUKU
“GERAKAN MODERN ISLAM DI INDONESIA
1900-1942”
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Islamologi
Dosen Pengampu : Meriyln, M.Th
Disusun
Oleh :
NAMA :
YULIANA ADE PUTRI
NIM :
11.02.11.728
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN)
PALANGKA RAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Penulis dan Judul Buku
Buku
dengan judul “Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (The Modernist Muslim
Movement In Indonesia 1900-1942) edisi kedua yang ditulis oleh Deliar Noer,
diterbitkan oleh LP3ES Anggota IKAPI di Jakarta pada bulan April 1982 setebal
345 halaman.
B.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan buku ini, ialah :
· Menambah perkembangan pemikiran, gerakan, cara
pendekatan permasalahan, cara dan sikap bernegosiasi dalam umat Islam.
· Menambah pengetahuan tentang gerakan Islam di
tanah air dalam rangka kebangkitan Islam masa kini dan di masa depan.
· Memberi inspirasi serta mengurangi kelangkaan
literatur buku agama Islam di Indonesia.
C.
Batasan Masalah
Adapun
masalah yang dibahas dalam laporan buku ini, antara lain :
1. Pendahuluan.
2. Asal Usul dan Pertumbuhan Gerakan Modern Islam
: Gerakan Pendidikan dan Sosial.
3. Asal Usul dan Pertumbuhan Gerakan Modern Islam
: Gerakan Politik.
4. Reaksi Belanda.
5. Reaksi Kalangan Tradisi dan Kalangan
Kebangsaan.
6. Kesimpulan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendahuluan
Umumnya
bangsa-bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam tinggal di
negeri-negeri yang sedang berkembang. Negeri-negeri tersebut menghadapi
persoalan-persoalan yang umumnya sama, yaitu persoalan-persoalan yang
disebabkan antara lain oleh ledakan penduduk dan meningkatnya tuntutan-tuntutan
keperluan dari penduduk. Menempatkan kedudukan agama yang jelas di dalam
masyarakat merupakan masalah yang harus dihadapi oleh negeri-negeri Islam.
Indonesia sendiri belumlah berhasil memecahkan masalah seperti ini. Semenjak
merdeka, Islam terus berkembang dengan memperoleh jumlah pengikut yang banyak
di kalangan suku-suku bangsa yang masih animistis. Para pendukung ide masuknya
Islam dalam kehidupan kenegaraan di Indonesia berpendapat bahwa ciri dasar dari
agama Islam tidak memungkinkan negara menjadi bersifat teokrasi, karena Islam
tidak mengakui sistem kependetaan. Negara Islam adalah sebuah negara yang
melaksanakan ajaran Islam di tengah masyarakat untuk kepentingan dan keuntungan
masyarakat secara keseluruhan. Masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat Islam
di Indonesia adalah bahwa mereka lebih banyak terlibat pertikaian yang bersifat
teoritis dan ideologis, baik dalam berhadapan dengan pihak nasionalis “sekuler”
atau pun antar mereka sendiri yang menyangkut dasar-dasar pokok dari Islam itu
sendiri. Dua buah bidang pengetahuan yang merupakan pokok pengajaran dalam
lembaga-lembaga pengajaran di Indonesia, ialah fiqh dan mistik. Pengikut mistik
biasanya membentuk orde yang disebut tarekat (thariqah). Arti tarekat atau
thariqah ialah jalan atau orde, yaitu tarekat yang bersangkutan mengaku dapat
memberikan jalan atau cara bagi penganutnya untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan, dan untuk meleburkan diri bersatu dengan Tuhan. Islam sebagai suatu
kriteria pengukur loyalitas dan dasar persatuan di Indonesia merupakan hal yang
penting berhubungan dengan berkembangnya kekuasaan Belanda ke seluruh pelosok tanah
air. Belanda memandang Islam sebagai suatu ancaman terhadap kedudukannya,
sedangkan Belanda dalam pandangan orang Indonesia merupakan ancaman bagi Islam.
1
1.
Asal Usul dan Pertumbuhan Gerakan Modern Islam
: Gerakan Pendidikan dan Sosial
Bab
ini membicarakan pengenalan dan pertumbuhan pemikiran dan kegiatan pembaharuan
yang pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu gerakan pendidikan, sosial
dan politik.
Daerah Minangkabau
-
Syaikh Ahmad Khatib
Ialah
seorang pelopor dari golongan pembaharuan di daerah Minangkabau yang
menyebarkan pikiran-pikirannya dari Mekkah pada masa duapuluh tahun terakhir
dari abad yang lalu sampai 10-15 tahun pertama dari abad ini. Ia sangat
menentang Thariqat Naqsyabandiyah dan tentang peraturan adat yang sering
dipraktekan pada masa itu.
-
Syaikh Thaher Djalaluddin
Syaikh Taher
Jalaluddin atau bisa juga disebut Muhammad Taher bin Syaikh Muhammad lahir di
Ampek Angkek, Bukittinggi 1869. Ia merupakan guru agama Islam yang mengeluarkan
majalah Al-Imam dan mendirikan sekolah Al-Iqbal Al-Islamiyah di Singapura bersama
Raja Haji Ali bin Ahmad pada tahun 1908. Majalah Al-Imam memuat pengetahuan
populer, komentar tentang kejadian-kejadian penting di dunia Islam dan
propaganda Islam.
-
Syaikh Muhammad Djamil Djambek
Syaikh
Muhammad Djamil Djambek (disingkat Syaikh Djambek) dilahirkan di Bukittinggi
pada tahun 1860 sebagai anak dari Muhammad Saleh Datuk Maleka,kepala nagari
Kurai. Pada tahun 1918 ia mendirikan suatu lembaga yang sampai sekarang masih
terkenal dengan nama Surau Inyik Djambek. Surai ini merupakan pusat kegiatan
untuk memberikan pelajaran agama, demikian juga merupakan tempat pertemuan bagi
organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1913 ia mendirikan suatu organisasi
yang bersifat sosial di Bukittinggi yang bernama Tsamaratul Ikhwan, yang
menerbitkan kitab-kitab kecil dan brosur-brosur tentang pelajaran agama.
-
Haji Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul)
Haji Abdul
Karim Amrullah (Haji Rasul) dilahirkan di Maninjau pada tahun 1879 anak seorang
ulama bernama Syaikh Muhammad Amrullah yang bergelar Tuanku Kisai. Ia
memperkenalkan Muhammadiyah di Minangkabau pada tahun 1925.
2
-
Haji Abdullah Ahmad
Haji
Abdullah lahir di Padang pada tahun 1878, ia adalah anak dari Haji Ahmad yang
dikenal sebagai seorang ulama dan pedagang kecil. Haji Ahmad membuka sekolah
Adabiyah dengan bantuan para pedagang. Ia merupakan pendiri dari majalah
Al-Munir yang diterbitkan di Padang pada tahun 1911-1916, Al-Akhbar tahun 1913
yang menjadi suatu majalah berita dan menjadi redaktur dalam bidang agama dari
majalah Al-Islam tahun 1916 yang diterbitkan oleh Sarekat Islam.
-
Al-Munir
Majalah ini
diterbitkan dua minggu sekali di kota Padang dari tahun 1991-1916. Majalah
duamingguan ini memuat artikel yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan para pembacanya, memuat masalah agama (seperti perlunya beragama),
biografi Nabi Muhammad, pengertian tentang mahzab, perlunya hisab dibandingkan
dengan ru’yah dan masalah duniawi serta kejadian-kejadian penting di luar negeri.
-
Syaikh Ibrahim Musa
Syaikh
Ibrahim Musa dilahirkan di Parabek, Bukittinggi, pada tahun 1882, dari keluarga
yang kuat beragama. Ia mengintrodusir sistem sekolah yang baru, dengan membuka
sekolah guru Diniyah (1915) yang mempergunakan sistem berkelas dengan kurikulum
yang lebih teratur yang mencakup pengetahuan umum seperti bahasa, matematika,
sejarah, ilmu bumi, ilmu musik disamping pelajaran agama.
-
Lembaga-lembaga dan organisasi pembaharu dalam
bidang sosial dan pendidikan
Sekolah
pemerintah meminjam ucapan Snouck Hurgronje yang “memajukan” anak-anak didik
dari agama mereka sendiri. Seperti Dr. Abdul Rivai dari Minangkabau yang
mendapatkan pendidikan Barat. Permintaan ataupun kebutuhan masyarakat akan
sekolah-sekolah tidak dapat dipenuhi oleh golongan tradisi, sehingga
menyebabkan golongan pembaharu bergerak di bidang pendidikan.
-
Sekolah Adabiyah
Dalam tahun
1909 dengan 20 murid yang kebanyakan adalah anak dari pedagang-pedagang
setempat, sekolah ini merupakan sekolah dasar yang sama dengan sekolah HIS
(Hollands Inlandse School), namun sekolah ini wajib mengajarkan agama dan
Qur’an. Dalam tahun 1915 sekolah ini mengganti namanya menjadi Hollandsch
Malaische School Adabiyah.
3
-
Surau Jembatan Besi
Sekolah
Thawalib yang berpengaruh di daerah Minangkabau tumbuh dari suatu surau yang disebut Surau Jembatan Besi.
Pelajaran yang ditekankan adalah pengajaran ilmu alat yaitu berupa kemampuan
untuk menguasai bahasa Arab dan cabang-cabangnya. Ini dimaksud untuk
memungkinkan siswa-siswa mempelajari sendiri kitab-kitab dan dapat mengenal
Islam dari kedua sumber utamanya, yaitu Qur’an dan Hadist.
-
Sumatera Thawalib
Ialah
organisasi yang memenuhi keperluan pelajar dan usaha ini dikerjakan oleh
orang-orang yang dibayar oleh koperasi.
-
Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI)
Pada tahun
1929 organisasi Thawalib memperluas keanggotaannya pada semua bekas pelajar dan
guru yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan lembaga pendidikan.
Organisasi ini berubah menjadi Persatuan Muslimin Indonesia (PMI atau Permi),
pada tahun 1932 organisasi ini menjadi partai politik dan berubah nama menjadi
PERMI. Thawalib disamping menghayati cita-cita pembaharuan dalam agama, mereka
juga cenderung untuk berpolitik dan mudah tertarik untuk aktif pada bergabung
dalam gerakan kemerdekaan.
-
Diniyah dan Al-Madrasah Diniyah
Zainuddin
Labai mendirikan sekolah Diniyah pada tahun 1915, yang merupakan perkembangan
dari Surau Jembatan Besi dengan menggunakan sistem ko-edukasi yang diambil dari
kebiasaan sekolah pemerintah. Pelajaran yang diberikan ialah ilmu pengetahuan
umum seperti sejarah Islam, ilmu bumi, berhitung dan berbagai bahasa. Dengan
bantuan murid-murid Diniyah School, adik Labai yaitu Rahmah mendirikan sebuah
sekolah khusus putri dengan nama Al-Madrasah Al-Diniyah pada tanggal 1 November
1923. Sama dengan Thawalib, pengaruh politik juga muncul di sekolah ini namun
pengaruh ini tidak berkembang sedemikian rupa sehingga tidak bersifat
destruktif untuk sekolah.
Masyarakat Arab
Orang-orang Arab tidak hanya
beragama Islam, dalam sejarah di abad ke 20 mereka lambat laun menjadi orang
Indonesia benar yang tercermin dalam Partai Arab Indonesia tahun 1934.
4
Orang Arab datang
dari Hadramaut ke Indonesia untuk mencari nafkah hidup.
-
Jhamiat Khair
Al-Jam’iyat
Al-khairiyah atau Jhamiat Khair didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905.
Dan pada tahun 1905 sekolah dasar Jhamiat Khair didirikan dan pada tahun 1907
seorang guru dari Padang, Haji Muhammad Mansur mengajar di sekolah tersebut.
-
Syaikh Ahmad Soorkatti dan Al-Irsyad
Pendiri-pendiri
Al-Irsyad adalah pedagang-pedagang yang kebanyakan meminta fatwa Syaikh Ahmad
Soorkatti yang sebagaian umurnya dicurahkan bagi penelaahan pengetahuan. Ia
masuk ke dalam pemberitaan di majalah Al-Manar, ia mengurus jemaat haji di
Indonesia, menjadi guru dari tanah Arab yang bersedia mengajar di Jakarta dan
mendirikan sekolahnya sendiri yang kemudian bergambung dengan Al-Irsyad.
Persyarikatan Ulama
-
Haji Abdulhalim dan Hayatul Qulub
Gerakan
pembaharuan di daerah Majalengka, Jawa Barat berkembang menjadi Persyarikatan
Ulama tahun 1911 atas inisiatif Haji Abdulhalim yang lahir di Ciberang,
Majalengka tahun 1887. Ia berada selama 3 tahun di Mekkah, dan enam bulan
setelah ia kembali dari Mekkah tahun 1991 ia mendirikan suatu organisasi yang
bernama Hayatul Qulub yang bergerak di bidang ekonomi dan pendidikan.
Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah suatu organisasi
yang didirikan di Yogyakarta oleh Kiayi Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 18
November 1912. Muhammadiyah merupakan lembaga pendidikan yang bersifat permanen.
Organisasi wanita dari Muhammadiyah bernama Aisyah, yang mementingkan kedudukan
seorang wanita. Majlis Tarjih pada tahun 1927 didirikan oleh Muhammadiyah yang
berfungsi untuk mengeluarkan fatwa atau memastikan hukum.
Persatuan Islam
Persatuan Islam (Persis) didirikan
di Bandung pada permulaan tahun 1920-an. Persis memberikan pendidikan Islam,
mendirikan Pesantren Persis di Bandung pada bulan Maret 1936 yang kemudian
dipindahkan ke Bargil, Jawa Timur.
5
2.
Asal Usul Dan Pertumbuhan Gerakan Modern
Islam: Gerakan Politik
Sarekat
Islam
Didirikan disolo pada tanggal 11 November 1912
serekat islam tumbuh dari organisasi
yang mendahuluinya yang bernama
serekat Dagang Islam. Ada dua macam sebab mengapa organisasi ini didirikan.
Pertama kompetisi yang meningkat dalam bidang perdagangan batik terutama dengan
golongan cina. Dalam tahun 1927 periode
transisi untuk mendirikan partai serekat islam dan menghapuskan struktur lama
selesai. Ini berarti bahwa dalam periode terakhir ini masalah-masalah struktur
tidak lagi dipersoalkan.kongres serekat islam ini diadakan dijakarta dalam
bulan maret 1933. Perumusan asas serekat islam dalam periode ini mengalami
perubahan walaupun isinya banyak mengandung persamaan dengan keterangan asas
yang sebelumnya. Berpangkal pada keyakinan bahwa agama islam adalah agama
Allah, perumusan asas yang baru itu mengingatkan pada keutuhan dan kesucian
Qur’an dan bahwa ini bila umat berpegang kepadanya persatuan akan dapat
terwujud. Serekat islam tetap teguh
pendiriannya terhadap penghinaan-penghinaan yang dilakukan terhadap islam. Dengan pimpinannya suatu komite Al-Islam
didirikan di surabaya dalam tahun 1931
sebagai benteng terhadap penghinaan terhadap diri nabi yang terdapat dalam dua
artikel.
Partai-partai
Islam lain
Persatuan muslimin Indonesia yang dipendekan
menjadi PMI, mulanya bergerak dalam bidang pendidikan. Permi tetap memainkan
perananya secara aktif dalam pendidikan, pada tanggal 1 Mei 1931 organisasi ini
mendirikan Islamic College di padang suatu lembaga pendidikan tingkat menengah
yang memberi tempat penting bagi ilmu pengetahuan umum dan kurikulumnya.
6
3.
Reaksi Belanda
Permulaan abad ini mencatat apa yang di
namakan politik Etis pemerintah yang tidak melihat Indonesia semata-mata
sebagai daerah yang dieksploitasikan demi keperluan negeri belandasaja.
Melainkan untuk kemakmuran penduduk Indonesia. Politik liberal itu berkenaan
dengan masalah bagaimana memilihara hubungan yang memuaskan antara belanda
dengan negeri jajahannya. Unifikasi merupakan suatu istilah Hukum dan bukan merupakan
pengertian tentang hubungan sosial pada umumnya. Setelah tahun 1900 istilah ini
mulai mengandung suatu usaha untuk mendirikan suatu sistem Legislatif seperti
dalam bidang-bidang administrasi kepegawaian,pendidikan, pajak dan sebagainya
untuk semua golongan penduduk baik eropa maupun Indonesia dengan di dasarkan
pada ukuran yang berlaku pada golongan Eropa. Dalam tahun 1905 pemerintah
mengeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan para guru agama islam memiliki
ijin khusus untuk mengajar. Peningkatan yang nyata dalam bantuan yang diberikan
oleh pemerintah kepada missi dan kegiatan Kristen adalah ketika idenburg
menjadi Gubernur jenderal Indonesia (1909-1916) dan pada saat yang sama J. H.de
Waal Malefijt sebagai menteri jajahan pada Tahun ( 1909-1913) setelah tahun
1909 kelompok- kelompok Missi Kristen sangat cepat memperluas kegiatan mereka
di daerah kepulauan Indonesia. Salah satu cara yang di pergunakan oleh pihak
belanda untuk mengawasi islam di Indonesia, terutama di jawa, ialah peraturan
yang di keluarkan dalam tahun 1905 tentang pendidikan agama islam. peraturan
ini mengharuskan ijin tertulis dari bupati atau pejabat yang sama kedudukannya
tentang pendidikan agama islam. Kongres Al-islam tahun 1926 menolak cara
pengawasan dan menganggap bahwa pemberitahuan secara periodik tentang
kurikulum, guru- guru, dan murid-murid sebagai beban berat, teruma karena
masyarakat Madrasah dan lembaga pendidikan islam yang lain tidak mempunyai
biaya untuk menyelanggarakan administrasi sekolah dengan baik. pada tanggal 14 juli 1928 kira-kira dua puluh
orang pemimpin islam termasuk di antara ulama-ulama pembaharu, mengadakan rapat
di bukittinggi untuk membicarakan cara penolakan maksud pemerintah untuk
memperlakukan peraturan tersebut bagi daerah mereka. Kemudian suatu rapat di
adakan di bukittinggi tanggal 19 Agustus 1928, di hadiri lebih kurang 800 orang
ulama dan wakil-wakil dari 115 organisasi.
7
Rapat ini merupakan rapat yang sangat unik.
Ordonansi tahun 1932 mengemukan bahwa mereka yang ingin memberikan pelajaran di
sekola-sekolah yang tidak sepenuhnya ataupun sebagian di biayai oleh dana
pemerintahan harus mempunyai ijin tertulis pemerintah sebelum memulai pekerjaan
tersebut. oleh karena jumlah kecil saja dari lembaga-lembaga pendidikan swasta
Indonesia di bantu oleh pemerintah, maka
banyak sekolah yang terkena peraturan. di pulau jawa semua sekolah taman
siswa terkena oleh peraturan ini, demikian juga sekolah Muhammadiyah. Peraturan
tersebut memang kurang pada tempatnya terutama bertambahnya tuntutan agar fasilitas
pendidikan di perbanyak. Sedangkan pemerintahan pada waktu yang sama melakukan tindakan penghematan termasuk dalam
bidang pendidikan.Sarekat islam (yang pada tahun 1932 telah berganti nama
dengan partai Sii atau sarekat islam I ndonesia). Mengeluarkan sebuah Manifesto
yang melihat Ordonansi tersebut tentu semata-mata akan menghalangi pihak rakyat
dalam pemiliharaan kecerdasan rakyat pada umumnya. Sebuah majalah resmi dari
Permi, medan Ra’yat mengemukakan bahwa ordonansi tahun 1932 itu lebih menekankan
dari pada ordonansi tahun 1925. Maka permipun
menyelenggarakan rapat-rapat umum untuk menjelaskan kepada masyarakat
ramai betapa buruk akibat yang di timbulkan Ordonansi itu. Dalam suasana
beginilah serekat islam memajukan permohonan kepada pemerintah untuk memperoleh
pengakuan secara hukum ini terjadi pada
tahun 1913. Pendapat pihak belanda tentang masalah ini beragam, para pengusaha
besar belanda, terutama golongan perkebunan sangat khawatir terhadap ini. Dari pihak
lain kalangan pemerintah berbagai usaha di lakukan untuk menghalangi penyebaran
serekat islam dan adapula untuk menghancurkannya sama sekali. Tapi usaha-usaha
ini gagal. Direktur Algemene secretaric (sekretariat gubernur jenderal) di
bogor mengusulkan tanggal 15Mei 1913
untuk menolak pengakuan dalam bentuk yang di minta oleh organisasi tersebut,
yaitu pengakuan untuk seluruh Indonesia, tetapi menyarankan agar pemerintah
mengakui organisasi tersebut secara setempat atas dasar permintaan setempat.
Dalam tahun 1916 larangan mendirikan perkumpulan politik ( artikel 111 R.R )
sudah di cabut. Oleh sebab itu, Gubernur jenderal Idenburg tidak mempunyai
alasan lagi untuk menolak pengakuan terhadap Centraal serekat islam. Keputusan
yang berlawanan akan mungkin menimbulkan kesulitan dalam menjaga ketentraman
Indonesia.
8
Dalam tahun 1918 sampai tahun berikutnya
serekat islam mengalami kesulitan- kesulitan sebagai akibat dari
tindakan-tindakan yang di ambil oleh
pejabat-pejabat belanda serta pihak-pihak lain kalangan belanda.di beberapa
tempat lain partai ini di tuduh menghasut rakyat untuk memberontak terhadap
pemerintahan dan untuk membunuh semua orang belanda.sebagai akibatnya banyak
menangkap anggota serekat islam. Pada tahun 1854 di ganti dengan Indische Staats regeling
mulai tahun 1925. Hal ini bukan merupakan hasil dari komisi Carpentier
Alting . oleh sebab hasil komisi ini tidak dapat di setujui oleh para penentu
kebijaksanaan di negeri belanda. Salah satu kelemahan Indische Staats regeling
ialah bahwa ia tidak memungkinkan sama sekali bagi orang Indonesia untuk
berpatisipasi secara sungguh-sungguh dalam pemerintahan. Oleh karena Indische
Staats regeling merupakan dasar bagi pemerintahan Hindia sampai masa
jepang maka berarti sepanjang
pemerintahan belanda kemungkinan untuk
turut serta dalam pemerintahan bagi orang Indonesia tidak pernah terwujud di
negeri ini. Konstitusi 1925 melanjutkan pengakuan hak berserikat dan
berkumpul dan menyebutpula kemerdekaan pers. Tetapi banyak pengaturan
penghambat dalam bentuk ordonasi dan artikel peraturan pidana tidak
memungkinkan. Serekat isla juga melihat penghancuran partai nasional Indonesia selama pemerintahan de Graaff dan
walaupun serekat islam dalam banyak hal berbeda pendapat dengan PNI tentang
cara berhadapan dengan pihak belanda.
Dalam tahun 1934 permi dan serekat islam terkena peraturan larangan terbatas
untuk mengadakan rapat, hanya rapat anggota yang di perbolehkan dan inipun
dengan ijin lebih dahulu dari pejabat bersangkutan yang pada umumnya berusaha
mempersukar partai. Peraturan baru ini yang seperti di katakan di tujukan
kepada partai nonkooperasi tambah melemehkan serekat islam yanh kemudian pecah
pula menjadi serekat islam dan penyadar.
9
4.
Reaksi Kalangan Tradisi dan Kalangan Kebangsaan
1. Reaksi Kalangan Tradisi
Reaksi terhadap penyebaran pembaharuan di
minangkabau datang dari kalangan adat serta dari kalangan agama yang bersifat
tradisi. Reaksi pertama muncul dari kalangan adat yang di pimpin oleh Datuk Sutan Maharadja. Dalam tahun 1913
dengan di hapusnya lembaga regen di padang, bagi Datuk tidak ada perlunya untuk berlomba dengan keluarga regen dalam merebut
kepemimpinan sehingga ia pun dapat dengan lebih banyak perhatian melakukan perlawanan
terhadap gerakan pembaharu baik melalui tulisan maupun dengan lisan. Dalam
tahun 1916 ia dapat mencapai kesepakatan dengan sebagian kalangan bangsawan.
Untuk membentuk serikat adat alam minangkabau. Suatu organisasi kalangan adat
yang memang merupakan salah satu benteng perlawanan terhadap kalangan
pembaharu. Sifat islam yang menggantungkan adat dapat dipahami dengan dasar
pandangan bahwa islam pun menerima hal-hal
yang telah lebih dahulu tertanam pada adat kebiasaan golongan manusia,
sejauh ia tidak bertentangan dengan ajaran islam. Banyak orang islam di
Indonesia telah tertarik masalah khilafat semejak perang dunia ke 1
berakhir.dalam tahun 1922 majelis Raya Turki menghapuskan kekuasaan sultan
dengan menjadikan negeri itu suatu republik, tetapi pada tahun itu majelis
tersebut menjadikan Abdul Majid khalifah tanpa kekuasaan dunuawi. Perkembangan
ini menimbulkan kebingungan pada dunia islam pada umumnya yang mulai berpikir
tentang pembentukan suatu khilafah baru. Untuk menghadiri kongres di mekkah di
bicarakan di kongres Al-Islam ke empat di Yogyakarta ( 21-27 agustus 1925 ) dan
kongres Al-Islam kelima di Bandung (6 februari 1926 ) kedua kongres ini
kelihatannya di domonasi oleh golongan pembaharu islam. Golongan pembaharu
lebih memberi perhatian pada sifat islam pada umumnaya , bagi mereka islam
sesuai tuntutan zaman dan keadaan, islam juga berarti kemajuan. Tahun 1927 baru tujuan organisasi di rumuskan
organisasi ini bermaksud memperkuat ikatan kepada salah satu dari empat mazhab
serta untuk melakukan. Tahun 1921 merupakan suatu perubahan Sakerat Islam di
dalam perkembangannya:
9
Pertama, Perubahan dalam Keterangan Asas.
Prinsip yang dikemukakan dalam Keterangan Asas mencerminkan kecendrungan yang
bersifat bermusuhan degan negeri Belanda terutama negeri Eropa. Keterangan Asas
juga meletakan tekanan kekecewaan terhadap Politik Etis Belanda yang dianggap
menguntungkan orang belanda sendiri. Keterangan
Asas memekankan persatuan dari pada petani dan pekerja yang diharapkan akan
berjuang untuk menghapus segala “kejahatan dari perbudakan politik dan
ekonomi”. Kedua, Stuktur baru Sarekat Islam. Perubahan struktur ini dihasilkan
oleh Kongres Nasional ke-tujuh di Madiun tanggal 17-20 Februari 1923 yang
persiapannya memakan waktu dua tahun.
2. Pertikaian dalam kalangan pembaharu
Pertikaian antara serekat islam dengan
Muhammadiyah mulanya terbit tahun 1926. Pada tahun ini beberapa tokoh
Muhammadiyahtermasuk tokoh daerah pergi naik haji ke mekkah. Ketika itulah
mereka kecewa melihat kekurangan-kekurangan. Dalam menjalankan ibadah suatu hal
yang tidak mereka duga terdapat pada pemimpin besar itu.pemimpin serekat islam
tersebut banyak meninggalkan sembahyang selama berada di mekkah. Dalam alinea
ini menggambarkan bahwa pertikaian telah ada antara serekat islam dan
Muhammadiyah sebelum kongres di mekkah.memang pertikaian ini telah di beritakan
semejak permulaan tahun 20-an dan langkah-langkah telah di ambil pula untuk
menghapuskannya.sebagian pemimpin serekat islam menuduh bahwa sebagian itu di
sebabkan oleh kerja sama Muhammadiyah dengan pemerintah. Dalam bulan januari
1927 kongres serekat islam di pekalongan memutuskan untuk memperbolehkan
cabang-cabang partai melakukan “disiplin” terhadap anggota Muhammadiyah bila
tindakan itu di setujui oleh pengurus pusat.dan dalam tahun 1929 serekat islam
mengambil tindakan disiplin umum terhadap muhammadiyah , yang berarti bahwa
anggota muhammadiyah harus berhenti di serekat islam atau apabila mereka
memilih tinggal di partai mereka harus meninggalkan Muhammadiyah. Masalah
antara serekat islam dan persis lebih terletak pada pandangan mereka
masing-masing dalam soal “furu” arti sebenarnya
cabang.dalam bulan juni 1919 Abdoel Moeis dari serekat islam di tuduh
oleh pihak belanda menghasut rakyat di sulawesi untuk memberontak. Golongan
tradisi lebih banyak menghiraukan soal-soal agama, bagi mereka islam seakan
–akan sama dengan fiqh.
10
Kesimpulan
Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia mulai
berakar pada pergantian abad. Berkembang dari masa ke masa dalam waktu empat
puluh tahun, pada tahun 1940 gerakan tersebut telah menghujam dalam di tanah :
tempat Islam telah pasti. Perkembangan dan penyebaran pembaharuan itu berasal
dari kelompok kecil yang terpisah, tetapi merupakan kekuatan bersatu yang harus
dipertimbangkan bangsa Belanda. Meskipun gerakan ini tidak sunyi dari
kesulitan, tetapi pada akhirnya ia dapat tegak berdiri menghadapi berbagai
tantangan dan mampu turut memimpin pergerakan nasional. Orang-orang Islam di
Indonesia tidak terlepas dari perkembangan dunia pada umunya.
Inspirasi-inspirasi banyak datang dari luar seperti Timur Tengah, Kairo dan
Mesir yang merupakan pusat pengajaran agama Islam sehingga memunculkan semangat
para pemuda Indonesia akan pengetahuan Islam pada umunya.
11
BAB III
PENUTUP
A.
Tanggapan
Buku ini membicarakan tentang perkembangan
pemikiran, gerakan, cara pendekatan permasalahan dan sikap berorganisasi
gerakan pembaharu umat Islam di Indonesia. Buku ini hanya membatasi diri pada
gerakan Islam di tanah air dan manusia Muslim dalam rangka kebangkitan Islam
masa kini. Buku ini memberikan inspirasi bagi banyak orang karena banyak
membahas tentang penyebaran agama Islam
yang ada di Indonesia serta hambatan-hambatannyadi Indonesia, membahas tentang
pertikaian antara Sarekat Islam dan Muhammadiyah, dan juga dalam buku ini
banyak membahas tentang politik-politik para pejuang bangsa Indonesia.
B.
Kritik
Adapun kritik mengenai buku ini, antara lain :
· Buku ini banyak mengisahkan sejarah-sejarah
agama Islam yang berdasarkan pada perjuangan kemerdekaan dan pengaruh politik.
Sehingga makna pembaharuan modern Islam di Indonesia kurang dapat diserap
dengan baik oleh mahasiswa, karena penggunaan kata yang masih sangat baku
sehingga sulit dimengerti. Diharapkan agar dapat menerbitkan buku-buku Islam
terbaru yang mudah dimengerti, lebih baik, dan lebih luas lagi dalam
penyampaiannya.
· Buku ini beranggapan bahwa agama Kristen telah
menghambat penyebarluasan agama Islam dengan ditetapkannya peraturan-peraturan
pendidikan oleh bangsa Belanda yang kebanyakan menganut agama Kristen.
· Buku ini hanya membicarakan para tokoh-tokoh
pembaharunya saja, sementara makna pengajaran agama Islam masih sulit dipahami.
12
mbaq File-nya yang bisa di dowload bentuk PDF. ada ngk ??? terimakasih
BalasHapus