Selasa, 30 Oktober 2012

LAPORAN BUKU “GERAKAN MODERN ISLAM DI INDONESIA 1900-1942”

-->
LAPORAN BUKU
“GERAKAN MODERN ISLAM DI INDONESIA 1900-1942”

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Islamologi


Dosen Pengampu : Meriyln, M.Th


Disusun Oleh :

NAMA                                   : YULIANA ADE PUTRI
NIM                                       : 11.02.11.728
KELAS                                                : D/III (TIGA)/PAK





KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN) PALANGKA RAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Penulis dan Judul Buku
Buku dengan judul “Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (The Modernist Muslim Movement In Indonesia 1900-1942) edisi kedua yang ditulis oleh Deliar Noer, diterbitkan oleh LP3ES Anggota IKAPI di Jakarta pada bulan April 1982 setebal 345 halaman.

B.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan buku ini, ialah :
·      Menambah perkembangan pemikiran, gerakan, cara pendekatan permasalahan, cara dan sikap bernegosiasi dalam umat Islam.
·      Menambah pengetahuan tentang gerakan Islam di tanah air dalam rangka kebangkitan Islam masa kini dan di masa depan.
·      Memberi inspirasi serta mengurangi kelangkaan literatur buku agama Islam di Indonesia.

C.   Batasan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam laporan buku ini, antara lain :
1.    Pendahuluan.
2.    Asal Usul dan Pertumbuhan Gerakan Modern Islam : Gerakan Pendidikan dan Sosial.
3.    Asal Usul dan Pertumbuhan Gerakan Modern Islam : Gerakan Politik.
4.    Reaksi Belanda.
5.    Reaksi Kalangan Tradisi dan Kalangan Kebangsaan.
6.    Kesimpulan.






1
BAB II
PEMBAHASAN

Pendahuluan
Umumnya bangsa-bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam tinggal di negeri-negeri yang sedang berkembang. Negeri-negeri tersebut menghadapi persoalan-persoalan yang umumnya sama, yaitu persoalan-persoalan yang disebabkan antara lain oleh ledakan penduduk dan meningkatnya tuntutan-tuntutan keperluan dari penduduk. Menempatkan kedudukan agama yang jelas di dalam masyarakat merupakan masalah yang harus dihadapi oleh negeri-negeri Islam. Indonesia sendiri belumlah berhasil memecahkan masalah seperti ini. Semenjak merdeka, Islam terus berkembang dengan memperoleh jumlah pengikut yang banyak di kalangan suku-suku bangsa yang masih animistis. Para pendukung ide masuknya Islam dalam kehidupan kenegaraan di Indonesia berpendapat bahwa ciri dasar dari agama Islam tidak memungkinkan negara menjadi bersifat teokrasi, karena Islam tidak mengakui sistem kependetaan. Negara Islam adalah sebuah negara yang melaksanakan ajaran Islam di tengah masyarakat untuk kepentingan dan keuntungan masyarakat secara keseluruhan. Masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat Islam di Indonesia adalah bahwa mereka lebih banyak terlibat pertikaian yang bersifat teoritis dan ideologis, baik dalam berhadapan dengan pihak nasionalis “sekuler” atau pun antar mereka sendiri yang menyangkut dasar-dasar pokok dari Islam itu sendiri. Dua buah bidang pengetahuan yang merupakan pokok pengajaran dalam lembaga-lembaga pengajaran di Indonesia, ialah fiqh dan mistik. Pengikut mistik biasanya membentuk orde yang disebut tarekat (thariqah). Arti tarekat atau thariqah ialah jalan atau orde, yaitu tarekat yang bersangkutan mengaku dapat memberikan jalan atau cara bagi penganutnya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dan untuk meleburkan diri bersatu dengan Tuhan. Islam sebagai suatu kriteria pengukur loyalitas dan dasar persatuan di Indonesia merupakan hal yang penting berhubungan dengan berkembangnya kekuasaan Belanda ke seluruh pelosok tanah air. Belanda memandang Islam sebagai suatu ancaman terhadap kedudukannya, sedangkan Belanda dalam pandangan orang Indonesia merupakan ancaman bagi Islam.

1
1.    Asal Usul dan Pertumbuhan Gerakan Modern Islam : Gerakan Pendidikan dan Sosial
Bab ini membicarakan pengenalan dan pertumbuhan pemikiran dan kegiatan pembaharuan yang pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu gerakan pendidikan, sosial dan politik.
Daerah Minangkabau
-       Syaikh Ahmad Khatib
Ialah seorang pelopor dari golongan pembaharuan di daerah Minangkabau yang menyebarkan pikiran-pikirannya dari Mekkah pada masa duapuluh tahun terakhir dari abad yang lalu sampai 10-15 tahun pertama dari abad ini. Ia sangat menentang Thariqat Naqsyabandiyah dan tentang peraturan adat yang sering dipraktekan pada masa itu.
-       Syaikh Thaher Djalaluddin
Syaikh Taher Jalaluddin atau bisa juga disebut Muhammad Taher bin Syaikh Muhammad lahir di Ampek Angkek, Bukittinggi 1869. Ia merupakan guru agama Islam yang mengeluarkan majalah Al-Imam dan mendirikan sekolah Al-Iqbal Al-Islamiyah di Singapura bersama Raja Haji Ali bin Ahmad pada tahun 1908. Majalah Al-Imam memuat pengetahuan populer, komentar tentang kejadian-kejadian penting di dunia Islam dan propaganda Islam.
-       Syaikh Muhammad Djamil Djambek
Syaikh Muhammad Djamil Djambek (disingkat Syaikh Djambek) dilahirkan di Bukittinggi pada tahun 1860 sebagai anak dari Muhammad Saleh Datuk Maleka,kepala nagari Kurai. Pada tahun 1918 ia mendirikan suatu lembaga yang sampai sekarang masih terkenal dengan nama Surau Inyik Djambek. Surai ini merupakan pusat kegiatan untuk memberikan pelajaran agama, demikian juga merupakan tempat pertemuan bagi organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1913 ia mendirikan suatu organisasi yang bersifat sosial di Bukittinggi yang bernama Tsamaratul Ikhwan, yang menerbitkan kitab-kitab kecil dan brosur-brosur tentang pelajaran agama.
-       Haji Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul)
Haji Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) dilahirkan di Maninjau pada tahun 1879 anak seorang ulama bernama Syaikh Muhammad Amrullah yang bergelar Tuanku Kisai. Ia memperkenalkan Muhammadiyah di Minangkabau pada tahun 1925.

2
-       Haji Abdullah Ahmad
Haji Abdullah lahir di Padang pada tahun 1878, ia adalah anak dari Haji Ahmad yang dikenal sebagai seorang ulama dan pedagang kecil. Haji Ahmad membuka sekolah Adabiyah dengan bantuan para pedagang. Ia merupakan pendiri dari majalah Al-Munir yang diterbitkan di Padang pada tahun 1911-1916, Al-Akhbar tahun 1913 yang menjadi suatu majalah berita dan menjadi redaktur dalam bidang agama dari majalah Al-Islam tahun 1916 yang diterbitkan oleh Sarekat Islam.
-       Al-Munir
Majalah ini diterbitkan dua minggu sekali di kota Padang dari tahun 1991-1916. Majalah duamingguan ini memuat artikel yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan para pembacanya, memuat masalah agama (seperti perlunya beragama), biografi Nabi Muhammad, pengertian tentang mahzab, perlunya hisab dibandingkan dengan ru’yah dan masalah duniawi serta kejadian-kejadian penting di luar negeri.
-       Syaikh Ibrahim Musa
Syaikh Ibrahim Musa dilahirkan di Parabek, Bukittinggi, pada tahun 1882, dari keluarga yang kuat beragama. Ia mengintrodusir sistem sekolah yang baru, dengan membuka sekolah guru Diniyah (1915) yang mempergunakan sistem berkelas dengan kurikulum yang lebih teratur yang mencakup pengetahuan umum seperti bahasa, matematika, sejarah, ilmu bumi, ilmu musik disamping pelajaran agama.
-       Lembaga-lembaga dan organisasi pembaharu dalam bidang sosial dan pendidikan
Sekolah pemerintah meminjam ucapan Snouck Hurgronje yang “memajukan” anak-anak didik dari agama mereka sendiri. Seperti Dr. Abdul Rivai dari Minangkabau yang mendapatkan pendidikan Barat. Permintaan ataupun kebutuhan masyarakat akan sekolah-sekolah tidak dapat dipenuhi oleh golongan tradisi, sehingga menyebabkan golongan pembaharu bergerak di bidang pendidikan.
-       Sekolah Adabiyah
Dalam tahun 1909 dengan 20 murid yang kebanyakan adalah anak dari pedagang-pedagang setempat, sekolah ini merupakan sekolah dasar yang sama dengan sekolah HIS (Hollands Inlandse School), namun sekolah ini wajib mengajarkan agama dan Qur’an. Dalam tahun 1915 sekolah ini mengganti namanya menjadi Hollandsch Malaische School Adabiyah.
3
-       Surau Jembatan Besi
Sekolah Thawalib yang berpengaruh di daerah Minangkabau tumbuh dari  suatu surau yang disebut Surau Jembatan Besi. Pelajaran yang ditekankan adalah pengajaran ilmu alat yaitu berupa kemampuan untuk menguasai bahasa Arab dan cabang-cabangnya. Ini dimaksud untuk memungkinkan siswa-siswa mempelajari sendiri kitab-kitab dan dapat mengenal Islam dari kedua sumber utamanya, yaitu Qur’an dan Hadist.
-       Sumatera Thawalib
Ialah organisasi yang memenuhi keperluan pelajar dan usaha ini dikerjakan oleh orang-orang yang dibayar oleh koperasi.
-       Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI)
Pada tahun 1929 organisasi Thawalib memperluas keanggotaannya pada semua bekas pelajar dan guru yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan lembaga pendidikan. Organisasi ini berubah menjadi Persatuan Muslimin Indonesia (PMI atau Permi), pada tahun 1932 organisasi ini menjadi partai politik dan berubah nama menjadi PERMI. Thawalib disamping menghayati cita-cita pembaharuan dalam agama, mereka juga cenderung untuk berpolitik dan mudah tertarik untuk aktif pada bergabung dalam gerakan kemerdekaan.
-       Diniyah dan Al-Madrasah Diniyah
Zainuddin Labai mendirikan sekolah Diniyah pada tahun 1915, yang merupakan perkembangan dari Surau Jembatan Besi dengan menggunakan sistem ko-edukasi yang diambil dari kebiasaan sekolah pemerintah. Pelajaran yang diberikan ialah ilmu pengetahuan umum seperti sejarah Islam, ilmu bumi, berhitung dan berbagai bahasa. Dengan bantuan murid-murid Diniyah School, adik Labai yaitu Rahmah mendirikan sebuah sekolah khusus putri dengan nama Al-Madrasah Al-Diniyah pada tanggal 1 November 1923. Sama dengan Thawalib, pengaruh politik juga muncul di sekolah ini namun pengaruh ini tidak berkembang sedemikian rupa sehingga tidak bersifat destruktif untuk sekolah.
Masyarakat Arab
            Orang-orang Arab tidak hanya beragama Islam, dalam sejarah di abad ke 20 mereka lambat laun menjadi orang Indonesia benar yang tercermin dalam Partai Arab Indonesia tahun 1934.
4
Orang Arab datang dari Hadramaut ke Indonesia untuk mencari nafkah hidup.
-       Jhamiat Khair
Al-Jam’iyat Al-khairiyah atau Jhamiat Khair didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905. Dan pada tahun 1905 sekolah dasar Jhamiat Khair didirikan dan pada tahun 1907 seorang guru dari Padang, Haji Muhammad Mansur mengajar di sekolah tersebut.
-       Syaikh Ahmad Soorkatti dan Al-Irsyad
Pendiri-pendiri Al-Irsyad adalah pedagang-pedagang yang kebanyakan meminta fatwa Syaikh Ahmad Soorkatti yang sebagaian umurnya dicurahkan bagi penelaahan pengetahuan. Ia masuk ke dalam pemberitaan di majalah Al-Manar, ia mengurus jemaat haji di Indonesia, menjadi guru dari tanah Arab yang bersedia mengajar di Jakarta dan mendirikan sekolahnya sendiri yang kemudian bergambung dengan Al-Irsyad.

Persyarikatan Ulama
-       Haji Abdulhalim dan Hayatul Qulub
Gerakan pembaharuan di daerah Majalengka, Jawa Barat berkembang menjadi Persyarikatan Ulama tahun 1911 atas inisiatif Haji Abdulhalim yang lahir di Ciberang, Majalengka tahun 1887. Ia berada selama 3 tahun di Mekkah, dan enam bulan setelah ia kembali dari Mekkah tahun 1991 ia mendirikan suatu organisasi yang bernama Hayatul Qulub yang bergerak di bidang ekonomi dan pendidikan.

Muhammadiyah
            Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang didirikan di Yogyakarta oleh Kiayi Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Muhammadiyah merupakan lembaga pendidikan yang bersifat permanen. Organisasi wanita dari Muhammadiyah bernama Aisyah, yang mementingkan kedudukan seorang wanita. Majlis Tarjih pada tahun 1927 didirikan oleh Muhammadiyah yang berfungsi untuk mengeluarkan fatwa atau memastikan hukum.
Persatuan Islam
            Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung pada permulaan tahun 1920-an. Persis memberikan pendidikan Islam, mendirikan Pesantren Persis di Bandung pada bulan Maret 1936 yang kemudian dipindahkan ke Bargil, Jawa Timur.
5
2.    Asal Usul Dan Pertumbuhan Gerakan Modern Islam: Gerakan Politik
Sarekat Islam
Didirikan disolo pada tanggal 11 November 1912 serekat islam tumbuh dari organisasi  yang mendahuluinya  yang bernama serekat Dagang Islam. Ada dua macam sebab mengapa organisasi ini didirikan. Pertama kompetisi yang meningkat dalam bidang perdagangan batik terutama dengan golongan cina. Dalam tahun 1927  periode transisi untuk mendirikan partai serekat islam dan menghapuskan struktur lama selesai. Ini berarti bahwa dalam periode terakhir ini masalah-masalah struktur tidak lagi dipersoalkan.kongres serekat islam ini diadakan dijakarta dalam bulan maret 1933. Perumusan asas serekat islam dalam periode ini mengalami perubahan walaupun isinya banyak mengandung persamaan dengan keterangan asas yang sebelumnya. Berpangkal pada keyakinan bahwa agama islam adalah agama Allah, perumusan asas yang baru itu mengingatkan pada keutuhan dan kesucian Qur’an dan bahwa ini bila umat berpegang kepadanya persatuan akan dapat terwujud. Serekat islam  tetap teguh pendiriannya terhadap penghinaan-penghinaan yang dilakukan terhadap islam.  Dengan pimpinannya suatu komite Al-Islam didirikan di surabaya  dalam tahun 1931 sebagai benteng terhadap penghinaan terhadap diri nabi yang terdapat dalam dua artikel.
Partai-partai Islam lain
Persatuan muslimin Indonesia yang dipendekan menjadi PMI, mulanya bergerak dalam bidang pendidikan. Permi tetap memainkan perananya secara aktif dalam pendidikan, pada tanggal 1 Mei 1931 organisasi ini mendirikan Islamic College di padang suatu lembaga pendidikan tingkat menengah yang memberi tempat penting bagi ilmu pengetahuan umum dan kurikulumnya.



6
3.    Reaksi Belanda
Permulaan abad ini mencatat apa yang di namakan politik Etis pemerintah yang tidak melihat Indonesia semata-mata sebagai daerah yang dieksploitasikan demi keperluan negeri belandasaja. Melainkan untuk kemakmuran penduduk Indonesia. Politik liberal itu berkenaan dengan masalah bagaimana memilihara hubungan yang memuaskan antara belanda dengan negeri jajahannya. Unifikasi merupakan suatu istilah Hukum dan bukan merupakan pengertian tentang hubungan sosial pada umumnya. Setelah tahun 1900 istilah ini mulai mengandung suatu usaha untuk mendirikan suatu sistem Legislatif seperti dalam bidang-bidang administrasi kepegawaian,pendidikan, pajak dan sebagainya untuk semua golongan penduduk baik eropa maupun Indonesia dengan di dasarkan pada ukuran yang berlaku pada golongan Eropa. Dalam tahun 1905 pemerintah mengeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan para guru agama islam memiliki ijin khusus untuk mengajar. Peningkatan yang nyata dalam bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada missi dan kegiatan Kristen adalah ketika idenburg menjadi Gubernur jenderal Indonesia (1909-1916) dan pada saat yang sama J. H.de Waal Malefijt sebagai menteri jajahan pada Tahun ( 1909-1913) setelah tahun 1909 kelompok- kelompok Missi Kristen sangat cepat memperluas kegiatan mereka di daerah kepulauan Indonesia. Salah satu cara yang di pergunakan oleh pihak belanda untuk mengawasi islam di Indonesia, terutama di jawa, ialah peraturan yang di keluarkan dalam tahun 1905 tentang pendidikan agama islam. peraturan ini mengharuskan ijin tertulis dari bupati atau pejabat yang sama kedudukannya tentang pendidikan agama islam. Kongres Al-islam tahun 1926 menolak cara pengawasan dan menganggap bahwa pemberitahuan secara periodik tentang kurikulum, guru- guru, dan murid-murid sebagai beban berat, teruma karena masyarakat Madrasah dan lembaga pendidikan islam yang lain tidak mempunyai biaya untuk menyelanggarakan administrasi sekolah dengan baik.  pada tanggal 14 juli 1928 kira-kira dua puluh orang pemimpin islam termasuk di antara ulama-ulama pembaharu, mengadakan rapat di bukittinggi untuk membicarakan cara penolakan maksud pemerintah untuk memperlakukan peraturan tersebut bagi daerah mereka. Kemudian suatu rapat di adakan di bukittinggi tanggal 19 Agustus 1928, di hadiri lebih kurang 800 orang ulama dan wakil-wakil dari 115 organisasi.
7
Rapat ini merupakan rapat yang sangat unik. Ordonansi tahun 1932 mengemukan bahwa mereka yang ingin memberikan pelajaran di sekola-sekolah yang tidak sepenuhnya ataupun sebagian di biayai oleh dana pemerintahan harus mempunyai ijin tertulis pemerintah sebelum memulai pekerjaan tersebut. oleh karena jumlah kecil saja dari lembaga-lembaga pendidikan swasta Indonesia di bantu oleh pemerintah, maka  banyak sekolah yang terkena peraturan. di pulau jawa semua sekolah taman siswa terkena oleh peraturan ini, demikian juga sekolah Muhammadiyah. Peraturan tersebut memang kurang pada tempatnya terutama bertambahnya tuntutan agar fasilitas pendidikan di perbanyak. Sedangkan pemerintahan pada waktu yang sama  melakukan tindakan penghematan termasuk dalam bidang pendidikan.Sarekat islam (yang pada tahun 1932 telah berganti nama dengan partai Sii atau sarekat islam I ndonesia). Mengeluarkan sebuah Manifesto yang melihat Ordonansi tersebut tentu semata-mata akan menghalangi pihak rakyat dalam pemiliharaan kecerdasan rakyat pada umumnya. Sebuah majalah resmi dari Permi, medan Ra’yat mengemukakan bahwa ordonansi tahun 1932 itu lebih menekankan dari pada ordonansi tahun 1925. Maka permipun  menyelenggarakan rapat-rapat umum untuk menjelaskan kepada masyarakat ramai betapa buruk akibat yang di timbulkan Ordonansi itu. Dalam suasana beginilah serekat islam memajukan permohonan kepada pemerintah untuk memperoleh pengakuan secara hukum  ini terjadi pada tahun 1913. Pendapat pihak belanda tentang masalah ini beragam, para pengusaha besar belanda, terutama golongan perkebunan sangat khawatir terhadap ini. Dari pihak lain kalangan pemerintah berbagai usaha di lakukan untuk menghalangi penyebaran serekat islam dan adapula untuk menghancurkannya sama sekali. Tapi usaha-usaha ini gagal. Direktur Algemene secretaric (sekretariat gubernur jenderal) di bogor  mengusulkan tanggal 15Mei 1913 untuk menolak pengakuan dalam bentuk yang di minta oleh organisasi tersebut, yaitu pengakuan untuk seluruh Indonesia, tetapi menyarankan agar pemerintah mengakui organisasi tersebut secara setempat atas dasar permintaan setempat. Dalam tahun 1916 larangan mendirikan perkumpulan politik ( artikel 111 R.R ) sudah di cabut. Oleh sebab itu, Gubernur jenderal Idenburg tidak mempunyai alasan lagi untuk menolak pengakuan terhadap Centraal serekat islam. Keputusan yang berlawanan akan mungkin menimbulkan kesulitan dalam menjaga ketentraman Indonesia.
8
Dalam tahun 1918 sampai tahun berikutnya serekat islam mengalami kesulitan- kesulitan sebagai akibat dari tindakan-tindakan  yang di ambil oleh pejabat-pejabat belanda serta pihak-pihak lain kalangan belanda.di beberapa tempat lain partai ini di tuduh menghasut rakyat untuk memberontak terhadap pemerintahan dan untuk membunuh semua orang belanda.sebagai akibatnya banyak menangkap anggota serekat islam. Pada tahun 1854 di ganti dengan Indische Staats  regeling  mulai tahun 1925. Hal ini bukan merupakan hasil dari komisi Carpentier Alting . oleh sebab hasil komisi ini tidak dapat di setujui oleh para penentu kebijaksanaan di negeri belanda. Salah satu kelemahan Indische Staats regeling ialah bahwa ia tidak memungkinkan sama sekali bagi orang Indonesia untuk berpatisipasi secara sungguh-sungguh dalam pemerintahan. Oleh karena Indische Staats regeling merupakan dasar bagi pemerintahan Hindia sampai masa jepang  maka berarti sepanjang pemerintahan belanda  kemungkinan untuk turut serta dalam pemerintahan bagi orang Indonesia tidak pernah terwujud di negeri ini.  Konstitusi  1925 melanjutkan pengakuan hak berserikat dan berkumpul dan menyebutpula kemerdekaan pers. Tetapi banyak pengaturan penghambat dalam bentuk ordonasi dan artikel peraturan pidana tidak memungkinkan. Serekat isla juga melihat penghancuran partai nasional  Indonesia selama pemerintahan de Graaff dan walaupun serekat islam dalam banyak hal berbeda pendapat dengan PNI tentang cara berhadapan  dengan pihak belanda. Dalam tahun 1934 permi dan serekat islam terkena peraturan larangan terbatas untuk mengadakan rapat, hanya rapat anggota yang di perbolehkan dan inipun dengan ijin lebih dahulu dari pejabat bersangkutan yang pada umumnya berusaha mempersukar partai. Peraturan baru ini yang seperti di katakan di tujukan kepada partai nonkooperasi tambah melemehkan serekat islam yanh kemudian pecah pula menjadi serekat islam dan penyadar.





9
4.    Reaksi Kalangan  Tradisi dan Kalangan Kebangsaan
1.    Reaksi Kalangan Tradisi
Reaksi terhadap penyebaran pembaharuan di minangkabau datang dari kalangan adat serta dari kalangan agama yang bersifat tradisi. Reaksi pertama muncul dari kalangan adat yang di pimpin  oleh Datuk Sutan Maharadja. Dalam tahun 1913 dengan di hapusnya lembaga regen di padang, bagi Datuk tidak ada perlunya  untuk berlomba  dengan keluarga regen dalam merebut kepemimpinan sehingga ia pun dapat dengan lebih banyak perhatian melakukan perlawanan terhadap gerakan pembaharu baik melalui tulisan maupun dengan lisan. Dalam tahun 1916 ia dapat mencapai kesepakatan dengan sebagian kalangan bangsawan. Untuk membentuk serikat adat alam minangkabau. Suatu organisasi kalangan adat yang memang merupakan salah satu benteng perlawanan terhadap kalangan pembaharu. Sifat islam yang menggantungkan adat dapat dipahami dengan dasar pandangan bahwa islam pun menerima hal-hal  yang telah lebih dahulu tertanam pada adat kebiasaan golongan manusia, sejauh ia tidak bertentangan dengan ajaran islam. Banyak orang islam di Indonesia telah tertarik masalah khilafat semejak perang dunia ke 1 berakhir.dalam tahun 1922 majelis Raya Turki menghapuskan kekuasaan sultan dengan menjadikan negeri itu suatu republik, tetapi pada tahun itu majelis tersebut menjadikan Abdul Majid khalifah tanpa kekuasaan dunuawi. Perkembangan ini menimbulkan kebingungan pada dunia islam pada umumnya yang mulai berpikir tentang pembentukan suatu khilafah baru. Untuk menghadiri kongres di mekkah di bicarakan di kongres Al-Islam ke empat di Yogyakarta ( 21-27 agustus 1925 ) dan kongres Al-Islam kelima di Bandung (6 februari 1926 ) kedua kongres ini kelihatannya di domonasi oleh golongan pembaharu islam. Golongan pembaharu lebih memberi perhatian pada sifat islam pada umumnaya , bagi mereka islam sesuai tuntutan zaman dan keadaan, islam juga berarti kemajuan.  Tahun 1927 baru tujuan organisasi di rumuskan organisasi ini bermaksud memperkuat ikatan kepada salah satu dari empat mazhab serta untuk melakukan. Tahun 1921 merupakan suatu perubahan Sakerat Islam di dalam perkembangannya:


9
Pertama, Perubahan dalam Keterangan Asas. Prinsip yang dikemukakan dalam Keterangan Asas mencerminkan kecendrungan yang bersifat bermusuhan degan negeri Belanda terutama negeri Eropa. Keterangan Asas juga meletakan tekanan kekecewaan terhadap Politik Etis Belanda yang dianggap menguntungkan orang belanda sendiri.  Keterangan Asas memekankan persatuan dari pada petani dan pekerja yang diharapkan akan berjuang untuk menghapus segala “kejahatan dari perbudakan politik dan ekonomi”. Kedua, Stuktur baru Sarekat Islam. Perubahan struktur ini dihasilkan oleh Kongres Nasional ke-tujuh di Madiun tanggal 17-20 Februari 1923 yang persiapannya memakan waktu dua tahun.
2.    Pertikaian dalam kalangan pembaharu
Pertikaian antara serekat islam dengan Muhammadiyah mulanya terbit tahun 1926. Pada tahun ini beberapa tokoh Muhammadiyahtermasuk tokoh daerah pergi naik haji ke mekkah. Ketika itulah mereka kecewa melihat kekurangan-kekurangan. Dalam menjalankan ibadah suatu hal yang tidak mereka duga terdapat pada pemimpin besar itu.pemimpin serekat islam tersebut banyak meninggalkan sembahyang selama berada di mekkah. Dalam alinea ini menggambarkan bahwa pertikaian telah ada antara serekat islam dan Muhammadiyah sebelum kongres di mekkah.memang pertikaian ini telah di beritakan semejak permulaan tahun 20-an dan langkah-langkah telah di ambil pula untuk menghapuskannya.sebagian pemimpin serekat islam menuduh bahwa sebagian itu di sebabkan oleh kerja sama Muhammadiyah dengan pemerintah. Dalam bulan januari 1927 kongres serekat islam di pekalongan memutuskan untuk memperbolehkan cabang-cabang partai melakukan “disiplin” terhadap anggota Muhammadiyah bila tindakan itu di setujui oleh pengurus pusat.dan dalam tahun 1929 serekat islam mengambil tindakan disiplin umum terhadap muhammadiyah , yang berarti bahwa anggota muhammadiyah harus berhenti di serekat islam atau apabila mereka memilih tinggal di partai mereka harus meninggalkan Muhammadiyah. Masalah antara serekat islam dan persis lebih terletak pada pandangan mereka masing-masing dalam soal “furu” arti sebenarnya  cabang.dalam bulan juni 1919 Abdoel Moeis dari serekat islam di tuduh oleh pihak belanda menghasut rakyat di sulawesi untuk memberontak. Golongan tradisi lebih banyak menghiraukan soal-soal agama, bagi mereka islam seakan –akan sama dengan fiqh.
10
Kesimpulan
Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia mulai berakar pada pergantian abad. Berkembang dari masa ke masa dalam waktu empat puluh tahun, pada tahun 1940 gerakan tersebut telah menghujam dalam di tanah : tempat Islam telah pasti. Perkembangan dan penyebaran pembaharuan itu berasal dari kelompok kecil yang terpisah, tetapi merupakan kekuatan bersatu yang harus dipertimbangkan bangsa Belanda. Meskipun gerakan ini tidak sunyi dari kesulitan, tetapi pada akhirnya ia dapat tegak berdiri menghadapi berbagai tantangan dan mampu turut memimpin pergerakan nasional. Orang-orang Islam di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan dunia pada umunya. Inspirasi-inspirasi banyak datang dari luar seperti Timur Tengah, Kairo dan Mesir yang merupakan pusat pengajaran agama Islam sehingga memunculkan semangat para pemuda Indonesia akan pengetahuan Islam pada umunya.













11
BAB III
PENUTUP
A.   Tanggapan
Buku ini membicarakan tentang perkembangan pemikiran, gerakan, cara pendekatan permasalahan dan sikap berorganisasi gerakan pembaharu umat Islam di Indonesia. Buku ini hanya membatasi diri pada gerakan Islam di tanah air dan manusia Muslim dalam rangka kebangkitan Islam masa kini. Buku ini memberikan inspirasi bagi banyak orang karena banyak membahas tentang  penyebaran agama Islam yang ada di Indonesia serta hambatan-hambatannyadi Indonesia, membahas tentang pertikaian antara Sarekat Islam dan Muhammadiyah, dan juga dalam buku ini banyak membahas tentang politik-politik para pejuang bangsa Indonesia.
B.   Kritik
Adapun kritik mengenai buku ini, antara lain :
·      Buku ini banyak mengisahkan sejarah-sejarah agama Islam yang berdasarkan pada perjuangan kemerdekaan dan pengaruh politik. Sehingga makna pembaharuan modern Islam di Indonesia kurang dapat diserap dengan baik oleh mahasiswa, karena penggunaan kata yang masih sangat baku sehingga sulit dimengerti. Diharapkan agar dapat menerbitkan buku-buku Islam terbaru yang mudah dimengerti, lebih baik, dan lebih luas lagi dalam penyampaiannya.
·      Buku ini beranggapan bahwa agama Kristen telah menghambat penyebarluasan agama Islam dengan ditetapkannya peraturan-peraturan pendidikan oleh bangsa Belanda yang kebanyakan menganut agama Kristen.
·      Buku ini hanya membicarakan para tokoh-tokoh pembaharunya saja, sementara makna pengajaran agama Islam masih sulit dipahami.



12

1 komentar: